Selasa, 26 April 2016

KERAJAAN ISLAM DEMAK

KERAJAAN ISLAM DEMAK

Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam Demak. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah. Ia sebenarnya adalah salah seorang bupati di kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Demak dan telah menganut Islam. Kekuasaan Majapahit ketika itu sudah lemah. Keadaan ini mendorong Raden Patah untuk mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan Islam Demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya kesultanan Demak mendapat dukungan pula dari daerah-daerah lain di Jawa Timur yang sudah Islam seperti Jepara. Tuban dan Gresik.Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Di samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi setelah malaka Jatuh (dikuasai) oleh Portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin penting.

Kedatangan penjajah Portugis di Malaka mengundang ketidaksenangan Sultan Demak. Karena hal itu merupakan ancaman pula terhadap kerajaan Demak. Pada tahun 1513 kerajaan Demak mengirim armada tentaranya dipimpin oleh Pati Unus untuk mengusir Portugis di Malaka mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan Potugis memiliki armada lebih kuta dan lengkap.

Meskipun usaha untuk merebut Malaka dari Potugis yang dilakukan Pati Unus mengalami kegagalan, namun peristiwa ini patut dibanggakan karena mereka gagah berani menghadapi bangsa penjajah.

Karena keberaniannya sebagai panglima yang memimpin penyerangan ke Malaka Maka Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor artinya Pengeran yang menyeberangi laut ke Utara.

Kemudian pada tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsug selama 3 tahun karena setelah itu ia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin oleh Sultan Renggono, Adim Pati Unus.

Sultan Trenggono dikenal sebagai raja yang tegas dan arif bijaksana. Karena itu pada masa pemerintahannya Demak mencapai puncak kejayaan. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Timur. 

Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak tetap antipati terhadap penjajah Potugis. Apalagi Portugis terus meluaskan jajahannya hingga ke Jawa Barat. Pada tahun 1522 Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan utama kerajaan Pajajaran. Portugis menjalin kerjasama dengan raja Pajajaran dengan membuat kesepakatan untuk menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin oleh Fatahilah untuk mengusir dan menghancurkan Potugis yang menduduki Sunda kelapa. Fatahillah beserta tentaranya berhasil mengusir orang-orang Portugis dan menguasai Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta artinya kemenangan. Sekarang Jayakarta menjadi Jakarta.

Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur. Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin langsung oleh Sultan Trenggono. Tetapi dalam serangannya ke Pasuruan Tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.

Setelah wafatnya Sultan Trenggono Timbullah pertentangan di kalangan keluarga sendiri. Petentangan bersumber pada siapa yang berhak mewarisi kerajaan. Berakhirnya kerajaan Islam Demak setelah Pangeran Adiwijoyo atau Joko Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang suka bertindak sewenang-wenang, sehingga banyak adipati yang menentang tindakannya tersebut. Joko Tingkir kemudian memindahkan keraton Demak ke Pajang (tahun 1568. Dengan demikian tamatlah riwayat Kerajaan Demak.

LAMBANG KERAJAAN DEMAK

PETA KERAJAAN DEMAK


PENINGGALAN KERAJAAN DEMAK

1.Masjid Agung Demak


Peninggalan Kerajaan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479. Sampai saat ini, bangunan ini masih berdiri kokoh meskipun sudah mengalami beberapa renovasi. Masjid ini berada di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah.
Selain itu, masjid ini juga menjadi salah satu bukti bahwa kerajaan Demak pada masa lalu sudah menjadi pusat pengajaran serta penyebaran Islam di Jawa. Jika kamu tertarik untuk melihat keunikan arsitektur serta nilai-nilai filosofisnya, maka datanglah ke masjid ini.
2.Pintu Bledek

Dalam bahasa Indonesia, bledek artinya petir. Oleh karena itu, pintu bledek dapat diartikan dengan pintu petir. Pintu bledek dibuat pada tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo dan menjadi pintu utama dari Masjid Agung Demak.
Namun berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, pintu ini dinamai pintu bledek karena Ki Ageng Selo memang membuatnya dari sebuah petir yang menyambar.
Saat ini, pintu bledek sudah tidak lagi digunakan sebagai pintu masjid. Kini pintu bledek sudah dimuseumkan karena mulai lapuk dan tua. Pintu bledek menjadi koleksi peninggalan Kerajaan Demak yang kini tersimpan rapi di dalam Masjid Agung Demak.
3.Soko Tatal dan Soko Guru
Soko Guru adalah sebuah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang memiliki fungsi sebagai penyangga tegak kokohnya Masjid Demak. Ada sekitar 4 buah Soko Guru yang digunakan di masjid ini. Berdasarkan cerita yang beredar, semua Soko Guru tersebut dibuat oleh Sunan Kalijaga.Sunan .Kalijaga mendapat tugas untuk membuat seluruh tiang tersebut sendiri. Hanya saja, ketika dia baru bisa membuat 3 buah tiang setelah masjid sudah siap berdiri. Kemudian Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa untuk menyambungkan semua tatal sisa pembuatan 3 Soko Guru. Selanjutnya dengan kekuatan spiritualnya beliau mengubahnya menjadi Soko Guru yang terbuat dari tatal.
4.Bedug dan Kentongan
Bedug dan kentongan yang berada di Masjid Agung Demak juga merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tidak boleh dilupakan. Pada masa lalu kedua alat ini digunakan untuk memanggil masyarakat sekitar masjid supaya segera datang melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Kentongan berbentuk seperti tapal kuda. Adapun filosofi dari bedug dan kentongan adalah bahwa jika kentongan tersebut dipukul, maka masyarakat sekitar harus segera pergi ke masjid secepat orang naik kuda.
5.Situs Kolam Wudlu
Situs kolam wudlu dibuat karena seiring berdirinya bangunan Masjid Demak. Tempat ini dahulunya dipakai sebagai tempat berwudhu para santri atau musafir yang sedang berkunjung ke Masjid. Akan tetapi, sekarang situs ini sudah tidak bisa dipakai lagi dan hanya boleh dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.
Demikian sedikit penjelasan tentang peninggalan Kerajaan Demak yang tentunya harus kita lestarikan semua. Semoga bermanfaat, sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar